Rabu, 14 April 2010

bio

Fisiologi Neuron Otot

* Potensial aksi menyebabkan vesikel dalam bongkol sinap mengeluarkan neurotransmiter
* Neurotransmiter adalah zat kimia yang meneruskan impuls dari satu neuron ke neuron/badan sel lainya


Neurotransmiter

* Sifat neurotransmiter ada dua yaitu: eksitasi dan inhibisi
* Neurotransmiter dapat bekerja jika sel penerima mempunyai reseptor didalam membran presinaptik
* Misal: neuron yang sama akan terangsang(exitasi) oleh sinap yang melepaskan asetilkolin , tetapi terinhibisi (dihambat) oleh sinap lain yang melepaskan glisin
* Jadi membran saraf mengandung reseptor eksitasi untuk asetilkolin dan reseptor inhibisi untuk glisin
* Satu neuron hanya melepaskan satu jenis neurotransmiter

Transmiter Eksitasi:

* Asetilkolin: Disekresi oleh neuron di area otak, umumnya bersifat eksitasi efek inhibisi terjadi pada sistem saraf parasimpatik perifer seperti inhibisi jantung oleh nervus vagus
* Asam Glutamat: disekresi oleh bongkol sinaptik lintasan sensorik, umumnya eksitasi
* Zat P, disekresi oleh ujung saraf nyeri dalam substansia gelatinosa medulla spinalis, umumnya eksitasi
* Enkefalin dan Endorfin, disekresi oleh ujung saraf medulla spinalis, batang otak, talamus dan hipotalamus, umumnya eksitasi


Transmiter Inhibisi:

* Norepineprin: disekresi oleh neuron di formatiorecularis batang otak dan hipotalamus, umumnya bersifat inhibisi, tapimada yang eksitasi
* Epineprin: disekresi sedikit neuron, sifat sama dengan norepineprin
* Dopamin: disekresi oleh neuron substansia nigra, umumnya bersifat inhibisi
* Glisin: disekresi oleh sinap medulla spinalis, umumnya inhibisi
* Asam Gama Amionobutirat: disekresi oleh sinap medulla spinalis, serebelum, ganglia basalis, umumnya inhibisi
* Serotonin: disekresi oleh batang otak, penghambat lintasan nyeri di medulla spinalis


Sinap:

* Sinap adalah hubungan satu neuron dengan neuron lain
* Hubungan sinap dapat: neurit – dendrit atau neurit – badan sel (tidak dapat neurit – neurit)
* Pada motorneuron sinap terjadi pada soma atau dendrit (ribuan)
* Diantara bongkol sinap (synaptic knob) ada yang bersifat eksitasi atau inhibisi
* Bongkol sinap disebut juga terminal knob atau terminal presinaptik


* Antara terminal sinaptik dan soma neuron terdapat celah sinap
* Didalam bongkol sinap terdapat vesikel sinaptik dan mitokondria (menyediakan ATP yang digunakan untuk mensintesis transmiter baru)
* Vesikel sinaptik mengandung neurotransmiter , yang akan terlepas jika ada potensial aksi.


* Bila potensial aksi menyebar sampai bongkol sinaptik, depolarisasi membran menyebabkan pengosongan sejumlah kecil vesikel kedalam celah sinap
* Neurotransmiter akhirnya menyebabkan eksitasi atau inhibisi, tergantung sifatnya


Transmisi Sinap



Fisiologi Otot:

* Bagian otot yang berperan untuk gerak adalah: Aktin dan Miosin
* Jarasnya adalah: SSP (area motoris) menyampaikan impuls lewat saraf motorik menuju motor end plate yang mengeluarkan acetil kolin kemudian merangsang Otot (aktin & miosin) dan menyebakan kontraksi


Tonus Otot

* Dalam keadaan sadar, otot tidak pernah istirahat, tetapi selalu berkontraksi untuk membentuk tonus yang berfungsi mempertahankan postur tubuh


Rangsangan Tonus
Tonus otot terjadi akibat rangsangan yang berasal dari:

1. Spindel otot (propioseptor)
2. Mata
3. Organ vestibuler


Koordinasi Gerak
Gerak yang harmonis terjadi akibat koordinasi antara:

1. Otot Penggerak Utama contohnya m. Bisep
2. Otot Antagonis contohnya m. Trisep
3. Otot Fiksasi contohnya otot depan dan bawah bahu (sekitar bahu)







Neurotransmiter. Ini adalah zat kimia di dalam otak yang berfungsi membawa
pesan antar sel saraf. Zat-zat pembawa pesan ini diproduksi di dalam sel-sel
saraf yang ada di otak, ketika pesan dari otak harus ditransmisikan ke
bagian-bagian lain. Hampir seluruh kegiatan otak memanfaatkan
neurotransmiter untuk menyampaikan pesan.

Dengan membahas struktur dan fungsi otak ini, kita memperoleh suatu
gambaran bahwa ternyata fungsi kehidupan manusia dikendalikan oleh jaringan
lunak yang berada di dalam kepala itu. Otak bagaikan pusat pemerintahan yang
mengendalikan seluruh wilayah yang menjadi otoritasnya.

Mulai dari menangani informasi yang masuk lewat panca indera, memahaminya,
menganalisa, membuat keputusan, sampai pada merespon lewat gerakan anggota
tubuh kita, semua itu diperintah lewat mekanisme otak. Bahkan, rasa senang,
sedih, gembira, mencintai, dan berbagai perasaan kemanusiaan, semua juga
berada dan bersumber di otak manusia.

Kita lantas bertanya-tanya, kalau begitu apakah Jiwa kita berada di otak
itu? Atau bahkan, jangan-jangan, ya otak itu yang disebut Jiwa? Kenapa
bertanya demikian? Sebab, sebagaimana telah kita bahas di depan, bahwa
kerusakan sel-sel otak bisa menyebabkan Jiwa seseorang terganggu bahkan
mengalami kegilaan. sampai disini kita memperoleh alasan yang kuat untuk
menaruh kecurigaan semacam itu.

Untuk menjawab pertanyaan ini marilah kita menelusuri lebih jauh fungsi
otak itu. Barangkali, dengan memahami mekanisme kerjanya kita bakal
memperoleh gambaran lebih baik tentang fungsi otak tersebut. Dan kemudian
bisa memperoleh jawaban atas pertanyaan di atas: benarkah Jiwa ada di dalam
otak? Atau mungkin berada di balik otak? Atau, bahkan otak itu sendirilah
yang disebut Jiwa?


2. MEKANISME KERJA OTAK

Otak manusia dengan segala sistem sarafnya terbentuk tidak sekaligus. Ia
tumbuh dan terbentuk secara berangsur angsur sejak dari dalam perut ibu
sampai beranjak dewasa. Otak dan sistem saraf secara berkelanjutan mengalami
penyempurnaan. Artinya, kemampuan dan kedewasaan otak terus mengalami
perkembangan seiring dengan waktu dan tumbuh kembangnya si manusia.

Awal mulanya manusia hanya berasal dari 1 sel saja, yaitu Stem Cell. Dari
1 sel yang berisi sifat-sifat ayah dan ibunya itulah terjadi perkembangan
menuju pada terbentuknya manusia dengan kompleksitas yang sangat luar biasa.

Satu sel membelah menjadi 2 sel, menjadi 4 sel, menjadi 8 sel dan
seterusnya sampai bermiliar-miliar sel tubuh manusia. Dan yang menakjubkan,
dari satu sel itu lantas berkembang menjadi sel-sel yang berbeda-beda bentuk
dan fungsinya.

Ada sel yang membelah dan berkembang ke arah pembentukan kepala. Ada yang
membentuk badan dan anggota tubuh. Ada yang membentuk tulang belulang dengan
segala bentuk dan fungsinya. Ada yang mengarah ke bentuk otot, darah,
jantung, paru paru, ginjal, mata, otak, dan lain sebagainya.

Sangat aneh memang! Darimana datangnya perintah untuk berkembang menjadi
sel-sel yang berbeda tersebut. Apakah anda bisa melihat perbedaan antara sel
darah merah dengan sel tulang, dengan sel daging, dan sel otak? Tentu saja,
secara sepintas kita langsung bisa membedakannya.

Ya, berbagai macam sel itu sangatlah berbeda bentuk maupun fungsinya.
Kenapa bisa terjadi demikian, bahwa satu sel bisa berkembang menjadi sel-sel
yang berbeda dan lantas 'secara ajaib' membentuk jaringan, kemudian menjadi
organ-organ yang berbeda-beda bentuk dan fungsinya?

Siapakah yanag mengatur semua itu? Bukankah manusia belum terbentuk
sempurna, dan masih berupa 'cikal bakal' yang belum memiliki kesadaran atau
pun kemauan? Pastilah dia tidak bisa memerintah sel-sel itu untuk membelah
dan membentuk organ-organ tubuhnya sendiri.

Ternyata di dalam Stem Cell tesebut ada suatu program yang sangat canggih
yang memberikan perintah kepada sel-sel itu untuk membelah dan membentuk
jaringan serta organ-organ tubuh manusia. Lebih jauh kita akan membahasnya
di bagian berikutnya.

Dalam kesempatan ini saya hanya ingin menginformasikan kepada anda bahwa
sistem saraf dan otak manusia diperkirakan mulai terbentuk sebelum hari ke
18 berkembangnya janin di dalam perut sang ibu. Sejak saat itu sampai dengan
hari kelahiran, sistem saraf dan otak manusia berkembang luar biasa
cepatnya.

Setiap menitnya, sel saraf di otak janin itu bertambah sekitar 25.000 sel.
Dan begitulah seterusnya sampai menjelang kelahirannya sel otak bayi telah
mencapai sekitar 100 miliar sel saraf! Selain sel saraf itu, di otak juga
terdapat sel-sel penunjang yang berjumlah dua kali lipatnya, sekitar 200
miliar sel yang disebut sebagai glia.

Sel-sel saraf berfungsi untuk menerima berbagai macam pesan, mengolahnya,
dan mengeluarkan pesan-pesan. Sedangkan sel glia berfungsi untuk menunjang
kelancaran dan keamanan proses-proses yang terjadi di dalam sel-sel saraf.

Jadi dalam waktu sekitar 9 bulan itu telah terjadi proses pembangunan
sistem saraf otak dan penunjangnya dengan melibatkan sekitar 300 miliar sel.
Dan, sungguh sangat menakjubkan, sel-sel saraf itu membentuk sirkuit yang
sangat rumit dan kompleks yang kemudian menjadi pusat kendali kehidupan
manusia. Jutaan kali lebih rumit dan canggih dibandingkan dengan komputer
terhebat abad ini.

Sirkuit sel-sel saraf otak itu membentuk jaringan yang saling terkait
dalam fungsinya. Tidak bisa dipisah-pisahkan. Kerusakan satu sel saja akan
menimbulkan problem besar dalam fungsi otak tersebut, karena sel-sel saraf
otak tidak bisa diperbarui kembali sebagaimana jaringan lain.

Namun demikian, perkembangan saraf otak itu tidaklah berhenti pada saat
bayi terlahir. Karena, kelahiran itu baru titik awal berfungsinya sistem
saraf tersebut. Dan kemudian berkembang terus menuju kesempurnaan sampai
usia dewasa.

Memang perkembangan paling cepat adalah di masa pertumbuhan janin sampai
masa kanak-kanak. Setelah itu, meskipun tetap berkembang, tetapi melambat
kecepatannya, seiring dengan usia.

Setelah masa pembentukan janin di dalam rahim, masa kanak-kanak adalah
masa yang paling kritis dalam pembentukan sistem saraf otak manusia.
Anak-anak yang terlahir dengan cacat penglihatan Misalnya, tenyata sel-sel
saraf yang berkaitan dengan penglihatannya tidak berkembang.

Sel-sel di retina mata memang berkembang pesat sesudah bayi lahir ke
dunia. Jika bayi, sesudah lahir, matanya ditutup tidak boleh melihat sampai
beberapa lama, maka sel-sel di retina matanya tidak akan terbentuk, dan
kemudian sel-sel saraf otaknya juga menjadi mengecil, dan tidak berfungsi.

Otak bagian depan yang bertanggung jawab terhadap kecerdasan anak,
berkembang pesat pada usia 6 - 12 bulan. Jika sel-sel saraf di daerah ini
berkembang secara baik, maka anak akan memiliki kecerdasan tinggi, emosinya
matang, penguasaan bahasanya baik, dan memiliki ketrampilan yang bagus.

Wilayah bahasa di otak anak-anak juga mengalami pemantapan pada usia
sekitar 8 bulan. Sistem saraf terbentuk dengan sangat khas, bersamaan dengan
berkembangnya daerah otak yang disebut cortex prefrontal. Ini daerah yang
sangat berhubungan dengan kesadaran dan konsep diri seseorang.

Pada usia 8 tahun, anak-anak mengalami pemantapan atau keseimbangan fungsi
otak kanan dan kiri. Kedua belahan otak itu memiliki mekanisme yang berbeda
di dalam berpikir. Otak kanan cenderung berpikir intuitif dan artitistik.
Sedangkan otak kiri berpikir secara logis, rasional dan analitis.

Pembelajaran matematika, misalnya, lebih banyak menggunakan otak sebelah
kiri. Demikian pula pembelajaran sains, dan tatabahasa. Sedangkan
pembelajaran seni musik, seni tari, berfantasi dan semacamnya menggunakan
mekanisme otak kanan.

Jika kedua fungsi belahan otak berjalan secara seimbang, maka anak akan
memiliki potensi kecerdasan yang matang, secara intelektual maupun
emosional. Pemantapan itu terjadi pada usia sekitar 8 tahun.

Pada masa janin, bayi, sampai anak-anak, sel-sel saraf akan terbentuk dan
ditempatkan pada posisi-posisi yang tepat di kedua belahan otak itu. Baik
hubungan-hubungan antar sel saraf, maupun sirkuit secara keseluruhan.

Jika pada masa ini terjadi kesalahan penempatan dan pembentukan sirkuit
saraf otak, maka akan terjadi kerusakan yang parah di sistem saraf otak itu
dan menjadikan otak tidak berfungsi secara baik, karena sirkuit-siruitnya
tidak terbentuk.Tapi, jika pembentukan sirkuit berjalan tepat, maka sel-sel
saraf itu tinggal memperbesar ukurannya saja, di kemudian hari.

Keandalan sistem saraf sangat ditentukan oleh ukuran sel-sel sarafnya.
Semakin besar selnya, panjang julurannya, dan luas sirkuitnya, maka semakin
bagus fungsinya. Tapi semakin kecil selnya, pendek julurannya, dan sempit
sirkuitnya, maka fungsinya akan semakin jelek. Sebagaimana sel-sel
penglihatan yang tidak berkembang pada bayi, yang saya contohkan di atas.

Bagian otak yang disebut amygdala ingatan yang bertanggung jawab pada
emosi juga berkembang pada usia anak-anak, yaitu sekitar 3 tahun. Jadi
anak-anak yang tidak terbentuk emosinya dengan baik pada usia itu biasanya
akan memiliki kendala kematangan emosional saat dewasa.

Sementara itu, ingatan rasional pada anak baru berkembang sesudah usia 3
tahun. Karena itu pendidikan di masa kanak-kanak lebih mengedepankan
pendekatan emosional ketimbang rasional. Sesuai dengan bagian otak yang
sudah berkembang.

Dan seterusnya, sel-sel saraf masih berkembang sampai masa dewasa. Setiap
kita melatih kemampuan baru, baik dalam segi bahasa, matematika, maupun
ketrampilan fisik, maka sel-sel saraf otak kita yang berkaitan dengan
pengendalian ketrampilan itu bakal berkembang, bertambah tebal, dan
membentuk sirkuit-sirkuit baru. Maka, otak kita menjadi semakin membesar,
dan berlipat-lipat di permukaannya. Semakin banyak lipatan-lipatan pada otak
seseorang, maka itu menunjukkan semakin cerdas dia.

Otak mengendalikan seluruh aktivitas kehidupan manusia dengan tiga cara,
yaitu sinyal sinyal listrik lewat serabut-serabut saraf, zat-zat kimiawi
yang disebut neurotransmiter, dan hormon-hormon yang dilepaskan ke dalam
darah. Kepada tiga hal itulah aktivitas manusia bertumpu. Kekacauan pada
salah satu dari tiga hal itu akan menyebabkan kekacauan atau bahkan
kelumpuhan pada aktivitas manusia.

Sinyal listrik adalah cara tercepat yang dimiliki oleh mekanisme otak dan
saraf. Setiap memberikan perintah kepada organ atau bagian lain, otak selalu
mengirimkan pesan-pesan lewat sinyal listrik. Seperti pulsa-pulsa telepon
saja layaknya. Atau, seperti remote control televisi, tapi lewat 'kabel'
saraf.

Kecepatan pesan dari otak menuju organ-organ yang dikendalikan itu
sangatlah tinggi, 120 meter per detik. Jadi kalau anda memiliki tinggi 160
cm, maka kecepatan pesan dari otak sampai di ujung kaki anda hanya butuh
waktu sekitar 1/75 detik saja. Karena itu, kaki bisa langsung anda gerakkan
seketika, saat otak anda berkehendak.

Ini memungkinkan anda tidak meleset saat menendang bola, di sebuah
pemainan sepak bola. Bayangkan jika respon anda tidak secepat itu, maka
seorang pemain bola bakal bolak-balik meleset menendang bola yang tertuju
kepadanya. Atau, barangkali seorang kiper akan selalu gagal menangkap bola
yang mengarah ke gawangnya.

Kecepatan respon yang demikian tinggi, ditentukan oleh kualitas 'kabel'
dan sistem perkabelannya, yang menghubungkan antara otak sebagai pusat
kendali dengan organ-organ di seluruh tubuh kita. Demikianlah sistem saraf
bekerja.

Jika sistem perkabelannya jelek, alias susunan sarafnya jelek, maka
kecepatan perintah itu juga akan terganggu. Atau bahkan mengalani kemacetan.
Demikian pula jika kualitas kabelnya buruk, kecepatan sinyal listrik itu
juga akan menurun.

Salah satu keanehan pada sistem saraf ini adalah pada kualitas kabelnya.
Biasanya, agar kecepatan sinyal listrik itu tinggi, dipilihlah kabel dari
bahan logam yang bagus, katakanlah tembaga, atau platina yang memiliki daya
hantaran listrik tinggi.

Namun pada sistem saraf ini 'kabel' yang dipilih justru terbuat dari bahan
isolator, yang terdiri dari lemak, protein dan air. Itulah bahan serat-serat
saraf manusia. Namun demikian, teryata memiliki daya hantaran listrik yang
sangat bagus. Bahkan jauh lebih bagus dari logam-logam konduktor yang kita
kenal.

Kalau logam-logam konduktor digunakan sebagai kabel, maka dipastikan akan
terjadi losses. Pada jarak tertentu kualitas sinyal itu akan turun. Dan
kemudian diperlukan booster untuk meningkatkan kembali kekuatan sinyalnya.

Tapi yang terjadi pada serat-serat saraf itu sungguh sangat menakjubkan.
Tidak terjadi penurunan sinyal-sinyal listrik, karena sepanjang serabut
saraf itu sel-selnya juga berfungsi sebagai booster. Jadi sinyal pesan itu
sampai kepada tujuannya dengan sempurna, bahkan kadang lebih kuat.

Barangkali manusia perlu menyelidiki sistem saraf ini lebih jauh, untuk
menciptakan sistem telekomunikasi yang canggih dan mutakhir. Tidak
menggunakan bahan- bahan logam dan booster, melainkan meniru yang ada di
dalam sistem saraf tersebut. Perkembangan terakhir teknologi komunikasi
adalah menggunakan serat optik yang jauh lebih baik dari bahan konduktor.
Namun saya kira, secara integral masih kalah dengan sistem saraf yang ada di
dalam tubuh manusia.

Sistem hantaran sinyal listrik di dalam sistem saraf itu semakin bagus,
ketika serabut sarafnya, melebar, julurannya semakin banyak, dan myelin
(bahan pembungkus saraf) nya makin tebal.

Agak aneh memang, justru di daerah yang pembungkus sarafnya tebal
kecepatan sinyal listrik itu malah bertambah tinggi. Bahkan sinyal-sinyal
itu bisa melompat-lompat dengan sangat cepat. Dan justru di daerah yang
pembungkus sarafnya tipis, sinyal listriknya berjalan perlahan.

Karena itu untuk mengetahui apakah sistem saraf seseorang berkembang baik
atau tidak, cukup mengamati ketebalan sel saraf dan myelin nya, serta jumlah
juluran-julurannya yang membentuk sirkuit. Semakin tebal sel saraf dan
myelin nya, serta tambah banyak julurannya, serta luas sirkuitnya, maka
sistem sarafnya pasti tambah bagus.

Sel-sel saraf itu seperti plastik yang bisa mulur mungkret jika sering
dipakai, sel-sel saraf tesebut akan membesar, menebal dan memanjang. Tapi
jika tidak pernah dipakai, sel saraf kita bakal mengecil, menipis, dan
kemudian menghilang. Jadi kita tinggal memilih, apakah kita selalu
menggunakannya untuk beraktivitas, dan semakin pintar & terampil, ataukah
kita tidak pernah memakainya, dan kemudian sel-sel itu bakal menghilang, dan
kita menjadi orang yang bodoh!

Selain lewat sinyal-sinyal listrik, otak memerintah organ-organ dengan
menggunakan neurotransmiter. Ini adalah zat kimiawi pembawa pesan.
Neurotransmiter ini diproduksi oleh sel-sel di ujung-ujung saraf otak
seiring dengan sinyal-sinyal listrik yang melewatinya.

Neurotransmiter itu kemudian dilepaskan menuju sel-sel sebelahnya,
diterima oleh zat lain yang disebut reseptor (penerima). Jika reseptornya
cocok dengan neurotransmiter, maka proses mengalirnya pesan itu akan
berlanjut sampai ke organ yang dituju.

Puluhan jenis neurotransmiter yang sudah diketahui fungsinya oleh manusia.
Namun secara garis besar dikelompokkan ke dalam 3 golongan besar, yaitu:
(1). kelompok asam amino seperti GABA dan Glutamat, (2) kelompok Biogenic
Amin, seperti dopamin, ad renalin, dan noradrenalin, (3) kelompok peptida
seperti nitrit oksida.

Masing-masing neurotransmiter itu memainkan peranan yang berbeda-beda
dalam menyampaikan pesan otak kepada organ-organ.

Sebagai contoh, kalau suatu ketika anda sedang cemas atau marah memuncak,
maka anda akan berkeringat dingin, jantung berdenyut lebih kencang
berdebar-debar, dan kadang badan terasa lemas. Ini adalah efek dari
dilepaskannya adrenalin atas perintah otak. Adrenalin disebut juga
epinefrin.

Atau jika anda sedang gembira, maka perasaan gembira itu itu dipicu oleh
lepasnya neurotransmiter bernama enkefalin. Jika, anda mampu bergerak
tangkas trengginas, maka otak anda sedang memainkan neurotransmiter GABA.
Jumlahnya sedang turun. Sebaliknya jika jumlah GABA naik, maka seseorang
menjadi malas.

Bagi orang-orang yang sedang kehilangan mood nya, menjadi kurang daya
konsentrasinya, neurotransmiter serotonin nya lagi turun.

Seseorang bisa mengalami kegilaan disebabkan oleh ulah norepinefrin,
serotonin dan dopamin yang bekerja pada sistem kognisi, sistem koordinasi
gerakan otot, dan kewaspadaan seseorang.

Jadi, kita melihat betapa pentingnya peran neurotransmiter dalam kehidupan
seseorang. Ia adalah Salah satu aktor utama dalam sistem kehidupan manusia,
bersama dengan sinyal-sinyal listrik di serabut saraf dan hormon. Ya, hormon
adalah aktor ketiga di dalam penyampaian pesan dari otak ke seluruh badan.

Jika sinyal listrik dan neurotransmiter bekerja di sepanjang saraf, maka
hormon dilepaskan lewat darah. Zat ini dilepaskan oleh kelenjar hipofise di
otak bagian depan atas perintah Hippothalamus.

Pada kasus orang marah atau cemas, hormon ikut berperan di dalamnya.
Ketika anda cemas berlebihan, maka sistem limbik di otak anda akan bereaksi
cepat memerintahkan Hippothalamus melepaskan hormon CRF (Corticotrophin
Releasing Factor). CRF tersebut lantas meluncur menuju hipofise di bagian
bawah Hippothalamus, dan memancing keluarnya hormon lain, ACTH
(Adrenocorticotrophin Hormone).

ACTH ini lantas masuk ke dalam aliran darah, dan kemudian menuju kelenjar
anak ginjal. Di sana ACTH melepaskan hormon Cortisol yang merangsan saraf
simpatis mengeluarkan adrenalin. Saat itulah anda akan merasakan jantung
anda berdebar-debar, berkeringat dingin, gemetaran, sampai ingin kencing.

Tidak berhenti sampai di situ, cortisol juga bakal mempengaruhi
organ-organ lainnya. Salah satunya, dia akan menyerang Hippocampus sebagai
pusat ingatan rasional anda. Jika itu terjadi, maka anda akan gugup dan lupa
segala yang ada di dalam benak. Lagu yang sudah hafal pun kadang jadi lupa
ketika anda sedang gugup di atas panggung.

Selain itu, rasa lapar dan haus juga diatur secara hormonal oleh kelenjar
hipofise. Demikian pula berbagai mekanisme pencemaan sepanjang usus, sangat
dipengaruhi oleh kerja sistem hormonal.

Sistem hormonal, diketahui sangat terkait dengan ketenangan dan kemampuan
mengendalikan diri seseorang. Jika seseorang gelisah berlebihan misalnya,
tiba-tiba perutnya terasa mulas. Ini pun dikarenakan kerja sistem hormonal.

Berbagai macam mekanisme yang berkaitan dengan seksualitas, juga diatur
secara hormonal. Mulai dari kematangan sel telur seorang wanita, produksi
sperma pada pria, kenikmatan seksualitas, sampai pada kelahiran seorang
bayi, semuanya melibatkan sistem hormonal yang kompleks.

Jadi, kini bertambah lagi kefahaman kita tentang proses-proses penting
dalam pengendalian diri seorang manusia oleh otaknya. Otak melakukan peran
sangat penting mengontrol segala aktivitas seseorang lewat tiga aktor utama,
yaitu sinyal-sinyal listrik, neurotransmiter, dan hormon.

Apakah anda semakin bisa merasakan bahwa keberadaan Jiwa sangat terkait
dengan struktur dan fungsi otak? Ataukah sebaliknya? Atau malah menjadi
ragu? Untuk memantapkan pemahaman, marilah kita bahas bagian-bagian
selanjutnya, yang akan memberikan gambaran dari sudut pandang yang berbeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar